PETUNJUK
A.
DESKRIPSI JUDUL
Modul dasar-dasar teknik pendingin dan tata udara
ini bertujuan untuk memberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik. Dasar-dasar teknik
pendingin dan tata udara ini hanya
berkisar pada pengertian AC , komponen AC , Cara kerja AC , Peralatan kerja AC
, Cara mengatasi permasalahan pada AC , Pemipaan AC , serta kapasitas
pendinginan pada ruangan .
B.
PRASYARAT
Untuk dapat mengikuti modul ini, diharapkan
peserta :
1.Menguasai dasar kelistrikan arus searah
dan arus bolak- balik
2.Menguasai teori mesin-mesin
arus bolak balik (AC)
C. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari modul ini diharapkan siswa
dapat :
1. Memahami pengertian pendinginan udara ( AC )
2. Mengenal komponen – komponen AC .
3. Memahami cara kerja AC .
4. Mengenal peralatan kerja AC .
5. Memahami cara perawatan AC .
6. Memahami cara mengatasi permasalahan pada AC .
7. Memahami pemipaan AC .
8. Memahami kapasitas pendinginan pada ruangan .
C. PENGGUNAAN MODUL
Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka dalam
mengunakan modul ini peserta didik harus
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
1.Pahami terlebih dahulu lembar imformasi
sebelum mempelajari lembar kerja.
2.Apabila
belum dipahami maka dapat didiskusikan dengan teman atau tanyakan kepada
instruktur / Guru .
3.Perhatikanlah langkah-langkah dalam
melakukan pekerjaan dengan benar untuk mempermudah dalam memahami suatu proses
pekerjaan.
Lembar kerja dimaksud untuk memperdalam
pemahaman teori, oleh karena itu disarankan untuk melakukan langkah demi
langkah pada lembar kerja bersama.
PENDAHULUAN
Air Conditioner (AC) merupakan sebuah mesin yang
mampu mengkodisikan udara sehingga udara menjadi sejuk atau dingin dan nyaman bagi tubuh .
AC tidak hanya digunakan sebagai penyejuk atau
mendinginkan udara tetapi dapat juga mengatur kebersihan dan kelembaban udara
di dalam ruangan sehingga tercipta kondisi udara yang berkwalitas, sehat dan nyaman bagi manusia .
A. Temperatur Nyaman
Bila
perubahan temperatur cukup tinggi , dapat ber efek negatif bagi kesehatan
tubuh. Sebisa mungkin , perbedaaan temperatur antara udara didalam dan diluar
ruangan tidak melebihi 8 °C. Misalnya , ketika
sebelumnya anda berada didalam ruangan (bertemperatur 22°C), kemudian
keluar dari ruangan (bertemperatur 32°C).
Biasanya, tubuh akan cepat mengkondisikan dengan perubahan temperatur
itu. Namun bagi sebagian orang perubahan temperatur tersebut cendrung
menimbulkan efek terhadap tubuh, seperti migran atau sakit kepala.
Perlu
diketahui, sebenarnya temperatur terlalu dingin belum tentu membuat tubuh
menjadi nyaman, tetapi bisa sebaliknya. Agar tubuh merasa nyaman, sebaiknya
temperatur ruangan diatur antara 24-26 °C. Temperatur yang terlalu sejuk atau
dingin (kurang dari 20°C) dapat menyebabkan beberapa keluhan, seperti pembuluh
darah menyempit, kesemutan, leher atau tengkuk terasa kaku, kembung, hidung
tersumbat, dan sering buang air kecil. Tentu saja, hal semacam ini bisa
mengakibatkan metabolisme tubuh terganggu.
B. Kelembaban Udara
Pada rungan ber-AC, semakin
dingin suhu ruangan , berarti semakin banyak uap air yang dikeluarkan dari
ruangan. Akibatnya, kelembaban udara ruangan menjadi rendah. Jika kondisi ini
dibiarkan (menyetel AC terlalu dingin), kelembaban udara ruangan semakin rendah
atau melewati batas kritis. Akibatnya, seringkali tubuh merasakan ketidaknyamanan
, seperti pegal-pegal atau pusing.
Idealnya, selain dilengkapi dengan pengukur
temperatur udara. Unit AC juga dilengkapi dengan alat pengukur kelembaban
udara. Namun masih sedikit atau bahkan jarang sekali produsen yang akan melengkapi unit AC-nya dengan
pengukur kelembaban. Untuk itu, kita perlu
melakukan antisipasi untuk menjaga kelembaban udara. Salahsatu cara sederhana
akan menjaga kelembaban udara
adalah meletakan handuk basah atau segelas air didalam ruangan ber AC.
Ternyata, cara ini bisa mempertahankan dan menjaga kelembaban udara ruangan.
C. Udara bersih.
Pada setiap
unit AC, biasanya dilengkapi dengan filter udara yang terpasang pada bagian
evaporator ( indoor). Filter tersebut berguna untuk menyaring udara kotor
didalam ruangan. Untuk itu, unit AC memerlukan pembersihan secara berkala, baik
pada komponen filter maupun evaporatornya. Ini diperlukan agar kesejukan dan
kebersihan udara didalam ruangan tetap terjaga.
Dalam
perkembangannya, produsen AC menambahkan zat anti bakteri pada komponen
filternya. Zat semacam ini ditambahkan
untuk menetralisir bakteri, virus, dan kuman yang tersebar di udara. Selain
itu, beberapa produsen juga melengkapi komponen indoor-nya dengan indikator
untuk mengukur kualitas udara (Air quality indicator) yang berguna untuk
mendeteksi kualitas kandungan kimia di udara, seperti karbon monoksida ( CO),
aldehida, Nitrogen oksida (NO), Alkohol, metana (CH4), Hidrogen (H2), dan
Hidrogen Sulfida (H2S). Akhirnya, keberadaan AC dapat lebih bermamfaat untuk
menciptakan kesejukan, kesegaran, kenyamanan, dan kesehatan udara di dalam
ruangan.
KOMPONEN AIR CONDITIONER ( AC )
Air Conditioner terdiri dari komponen – komponen
yang dikelompokan menjadi 4 ( empat ) bagian yaitu :
A.
Komponen
Utama
B.
Komponen
Pendukung
C.
Kelistrikan
D.
Bahan
Pendingin (Refrigerant )
A.Komponen Utama
1.Kompressor
Kompressor AC berfungsi sebagai pusat sirkulasi yaitu untuk memompa ,
mengedarkan dan menghisap bahan
pendingin atau Refrigerant keseluruh bagian AC . Fungsi Kompressor
lainnya adalah membentuk dua daerah tekanan yang berbeda yaitu daerah tekanan
tinggi dan daerah yang bertekanan rendah .Refrigerant sebagai fluida didalam
sistem pendingin .
Gambar Kompresor AC
2. Kondensor
Kondensor berfungsi sebagai
alat penukar kalor, menurunkan temperatur refrigerant, dan mengubah wujud
refrigeran dari bentuk gas menjadi cair.
Biasanya pada kondensor AC menggunakan udara sebagai media pendinginnya
(Air cooling condensor). Sejumlah kalor yang terdapat pada refrigerent
dilepskan ke udara bebas dengan bantuan kipas (fan motor). Agar proses
pelepasan kalor bisa lebih cepat, pipa kondensor didisain berliku dan
dilengkapin dengan sirip. Untuk itu pembersihan sirip-sirip pada kondensor sangat
penting agar perpindahan kalor refrigerant tidak terganggu. Jika sirip-sirip kondensordibiarkan dalam
kondisi kotor, akan mengakibatkan AC menjadi kurang dingin.
Gambar Kondensor AC
3. Pipa kapiler
Pipa kapiler
merupakan komponen utama yang berfungsi menurunkan tekanan refrigerant dan
mengatur aliran refrigerant menuju evavorator. Fungsi utam pipa kapiler ini
sangat vital karena menghubungkan dua bagian tekanan yang berbeda, yaitu
tekanan tinggi dan tekanan rendah. Refrigerant bertekanan tinggi sebelum
melewati pipa kapiler akan diubah atau diturunkan tekanannya. Akibat dari
penurunan tekanan refrigerant menyebabkan penurunan suhu. Pada bagian inilah
(pipa kapiler) refrigerant mencapai suhu terendah ( terdingin ). Pipa kapiler
terletak diantara saringan (filter) dan evaporator. Ketika mengganti atau
memasang pipakapiler baru, sebisa mungkin tidak bengkok karena bisa menyebabkan
penyumbatan. Penggantian komponen pipa kapiler harus disesuaikan dengan
diameter dan panjang pipa sebelumnya.
Gambar Pipa
kapiler AC
4. Evaporator
Evaporator
berfungsi menyerap dan mengalirkan panas dari udara ke refrigerant. Akibatnya,
wujud ccair refrigerant setelah melewati pipa kapiler akan berubah wujud
menjadi gas. Secara sederhana evaporator
bisa dikatakan sebagao alat penukar panas. Udara panas disekitar ruangan ber-AC
diserap oleh evaporator dan masuk melalui sirip-sirip pipa sehingga suhu udara
yang keluar dari sirip-sirip menjadi rendah dari kondisi semula atau dingin.
Sirkulasi udara ruangan ber-AC diatur oleh blower indoor.
Pada
dasarnya, evaporator dan kondesor merupakan alat penukar panas , akan tetapi
mempunyai prinsip kerja yang berlawanan. Dengan demikian , kedua bagian ini
merupakan komponen yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kerja sistem
pendinginan secara keseluruhan.
Gambar Evaporator AC
B. Komponen Pendukung AC
1. Strainer
Strainer atau saringan
berfungsi menyaring kotoran yang terbawa oleh refrigerant di dalam sistem AC.
Kotoran yang lolos dari saringan karena straner rusak dapat menyebabkan
penyumbatan pipa kapiler. Akiba tnya, sirkulasi refrigeran menjadi terganggu. Biasanya , kotoran yang menjadi
penyumbat sistem pendingin, seperti karat dan serpihan logam.
Gambar Strainer
(filter) AC
2. Accumulator
Gambar
Accumulator dan cara kerjanya
3. Minyak pelumas kompresor
Minyak pelumas kompresor atau
oli kompresor pada sistem AC berguna untuk melumasi bagian-bagian kompresor
agar tidak cepat aus karena gesekan. Selain itu, minyak pelumas berfungsi
meredam panas di bagian-bagian kompresor. Sebagian kecil dari oli kompresor
bercampur dengan refrigerant, kemudian ikut bersirkulasi di dalam sistem
pendingin melewati kondensor dan evaporator. Oleh sebab itu , oli kompresor
harus memiliki persyaratan khusus, yaitu bersifat melumasi, tahan terhadap
temperatur kompresor yang tinggi, memiliki titik beku yang rendah karena
bercampur dengan refrigerant, dan tidak menimbulkan efek negatif (merusak) pada
sifat refrigerant serta komponen AC yang dilewatinya. Secara spesifik, syarat
yang harus dipenuhi minyak pelumas adalah sebagai berikut :
1. Memiliki struktur kimia yang stabil, tidak
bereaksi dengan refrigerant, dan tidak
memiliki sifat korosi.
2. Tidak merusak tembaga pada suhu 121 °C .
3. Tidak mengandung air, ter, lilin, dan
kotoran lainya
4. Memiliki titik beku yang rendah sehingga
masih dapat bersirkulasi melewati bagian
yang bersuhu rendah.
5. Tidak berbusa. Sebab , busa pada minyak
pelumas dapat merusak katup kompresor
dan menyumbat pipa kapiler.
6. Mempunyai keofesien dielektrik yang rendah
atau tidak menghatar arus listrik.
7. Mampu melumasi pada temperatur yang tinggi
dan rendah.
4. Kipas ( fan atau blower )
Pada kompresor AC, blower
terletak di bagian indoor yang berfungsi mengbuskan udara dingin evaporator.
Fan atau kipas terletak pada bagian outdoor yang berfungsi mendinginkan
refrigerant pada kondensor. Sebenarnya, penyebutan blower ( bagian indoor) dan
kipar pada bagian (outdoor) hanya untuk memudahkan karena keduanya memiliki
bentuk yang berbeda. Blower berbentuk seperti tabung bersirip, sedangkan kipas
terdiri dari bila daun kipas. Keduanya merupakan bagian atau komponen yang
berputar pada porosnyasecara terus-mmenrus ketika kompresor bekerja ( dialiri
arus listrik). Komponen blower (indoor) dan kipas (outdoor) digerakan oleh
motor listrik yang berbeda.
Gambar Blower indoor
C. Komponen kelistrikan
1. Thermistor
Thermistor adalah alat
pengukur temperatur. Dengan begitu ,termistor mampu mengatur kerja kompresor
secara otomatis berdasarkan perubahan temperatur. Biasanya, thermistor dipasang
dibagian evaporator. Thermistor terbuat dari bahan semikonduktor yang di buat dalam
beberapa bentuk, seperti piringan, batangan, atau butiran, tergantung dari
pabrikan AC. Pada thermistor berbentuk butiran, memiliki diameter (kira-kira
3-5mm). Kemudian beberapa butiran thermistor tersebut dibungkus dengan kapsul yang terbuat dari bahan gelas (
kapsul kaca). Selanjutnya, kapsul kaca dipasang dua buah kaki terminal (pin).
Karena ukuran yang sangat kecil, termistorr berbentuk butiran mampu mmemberikan
reaksi yang sangat cepat terhadap perubahan temperatur. Thermistor dirancang
agar memiliki tahanan yang nilainya semakin mengecil ketika temperatur
bertambah.
Pada unit AC, ada dua jenis
thermistor, yaitu thermistor temperaturruangan dan termistor temperatur pipa
evaporator. Thermistor tempertur ruangan berfungsi menerima respon perubahan temperatur
dari embusan evaporator. Thermistor
pipa evaporator berfungsi menerima perubahan temperatur pada pipa evaporator.
Gambar Thermistror
2. PCB kontrol
PCB kontrol merupakan alat
mengatur kerja keseluruhan unit AC. Jika dianalogikan, fungsi PCB kontrol
menyerupai fungsi otak manusia. Didalam komponen PCB kontrol terdiri dari
bermacam-macam alat elektronik, seperti thermistor, sensor, kapasitor, IC,
trafo, fuse, saklar, relay, dan alat elektronik lainnya. Fungsinya pun beragam,
mulai dari mengontrol kecepatan blower indoor, pergerakan swing, mengatur
temperatur, lama pengoperasian (timer), sampai menyalakan atau menonaktifkan
AC.
Gambar PCB Kontrol.
3. Kapasitor.
Kapasitor
berfungsi sebagai pengerak kompresor pertama kalinya atau start kapasitor.
Dengan bantuan start kapasitor , hanya dibutuhkan waktu seper sekian detikatau
sangat singkat untuk membuat motor kompresor mencapai putaran penuh. Lama atau
singkatnya waktu yang dibutuhkan tergantung dari jumlah muatan listrik yang
tersimpan pada kapasitor. Pada unit AC biasanya terdapat dua start
kapasitor, yaitu sebagai penggerak kompresor dan motor kipas (Fan). Pada
kompresor AC bertenaga 0,5-2 PK memiliki start kapasitor berukuran 15-50iF.
Pada motor kipas (fan indoor atau outdoor) memiliki start kapasitor berukuran
1-4 iF.
4. Overload Motor Protector
Overload motor protector (OMP)
merupakan alat pengaman motor listrik kompresor ( biasanya terdapat pada jenis
kompresor hermetik). Kerja OMP dikendalikan oleh sensor panas yang terbuat dari
dua buah batang / lempengan logam yang berbeda tahanan jenisnya (bimetal).
Penempatan OMP pada kompresor hermetik ada dua macam, yaitu external OMP
(diletakan diluar body kompresor) dan internal OMP(diletakan di bagian dalam
komprosor). Biasanya , external OMP digunakan untuk mesin kompresor AC yang
berdaya kecil (0.5-1PK), sedangkan untuk internal OMP banyak terdapat pada
mesin kompresor AC yang berdaya besar (1,5-4PK).
5. Motor listrik
Motor listrik berfungsi
menggerakan kipat (outdoor) dan blower (indoor). Bentuk dan ukuran motor
listrik indoor dan outdoor berbeda. Untuk membantu memaksimalkan putaran, baik
pada motor listrik indoor maupun outdoor, dibutuhkan start kapasitor yang
berfungsi menggerakan motor listrik pertama kali sampai mencapai putaran penuh.
6. Motor kompresor
Motor kompresor berfungsi
menggerakan mesin kompresor. Ketika motor bekerja, kompresor akan berfungsi
sebagai sirkulator bahan pendingin menuju ke seluruh bagian sistem pendingin.
Umumnya, motor kompresor dikemas menjadi satu unit dengan kompresornya. Serupa
dengan motor kipas, untuk start awal motor kompresor juga menggunakan bantuan start
kapasitor.
D. Bahan pendingin atau refrigerant
Bahan pendingin atau
refigerant merupakan suatu jenis zat yang yang mudah diubah wujudnya dari gas
menjadi cair, ataupun sebaliknya. Refigerant bersirkulasi secara terus-menerus
melewati komponen utama AC (kompresor, kondensor, pipa, kapiler dan
evaporator). Selama tidak ada kebocoran sistem, jumlah refigerant yang
bersirkulasi tidak akan pernah berkurang.
Di dalam sistem pendingin,
keberadaan refrigeran mutlak dibutuhkan. Jenis refrigeran yang digunakan pada
sistem pendingin AC adalah refrigeran 22 atau biasa disingkat R-22. Ada juga
unit AC yang menggunakan R-410A, tetapi jumlahnya masih sedikit. Sebenarnya,
keberadaan R-410Adimaksudkan untuk menggantikan R-22. Hal ini dikarenakan
R-410A lebih ramah lingkungan dan efisien dibandingkan R-22. Namun, kita tidak
bisa begitu saja menggantikan R-22 dengan R-410A. Sebab, beberapa komponen juga
harus diganti karena berpengaruh pada kinarja sistem pendingin secara
keseluruhan. Beberapa perbedaan mendasar antara R-22 dengan R-410A sebagai
berikut.
R-22
|
R-410A
|
Mengandung hydro-cloro-flouro-carbon (HCFC) yang
bersifat merusak lapisan ozon.
|
Mengandung hidro-flouro-carbon (HFC) yang tidak
merusak lapisan ozon.
|
Tekanan refrigeran (pipa hisap dan tekan
kompresor) lebih kecil sekitar 50-70% dari 410A.
|
Tekanan refrigeran (pipa hisap dan tekan
kompresor)lebih besar sekitar 50-70% dari R-22.
|
Harganya murah dan mudah diperoleh di pasaran.
|
Harganya mahal dan masih terbatas di pasaran.
|
Jenis oli kompresor menggunakan oli mineral
|
Jenis oli kompresor menggunakan oli sintetis
|
Kurang efisien menyerap dan melepaskan panas
|
Lebih efisien menyerap dan melepaskan panas.
|
Kerja kompresor berlebih sehingga cepat panas
|
Kerja kompresor relatif lebih ringan sehingga
tidak cepat panas.
|
Apapun
jenis refrigeran yang digunakan (R-22 atau R-410A), tetapi secara umum harus
memenuhi
persyaratan sebagai berikut.
- Tidak beracun dan tidak berbau menyengat.
- Tidak mudah terbakar atau meledak ketika
bercampur dengan udara, pelumas, atau
bahan lainnya.
- Tidak menyebabkan korosi pada bahan logam
di dalam sistem pendingin.
- Mudah diketahui ketika terjadi kebocoran
pada sistem pemdingin
- Mempunyai titik didih dan kondensasi yang
rendah.
- Mempunyai susunan kimia yang stabil,
misalnya tidak mudah terurai saat
dimampatkan, diembunkan, dan diuapkan.
- Selisih antara tekanan pengembunan dan
penguapan tidak berbeda jauh.
- Memiliki nilai kalor laten (jumlah kalori
yang dibutuhkan untuk mengubah wujud
benda) yang besar agar refrigeran mudah
diubah wujudnya dari gas ke cair atau
sebaliknya.
- Memiliki nilai konduktivitas thermal yang
tinggi.
- Memiliki nilai viskositas yang rendah di
setiap keadaan (cair dan gas) agar laju aliran
refrigeran tidak tertahan ketika melewati
pipa kapiler.
- Memiliki konstanta dielektrik yang kecil,
tetapi nilai resistansinya besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar